DIMANA PERLINDUNGAN ITU???
Jakarta banjir... ah.. itu mah biasa. tiap taon ibu kota Negara Republik Indonesia selalu banjir. tapi kalau 3/4 arealnya terendem air bak kopi susu, ini baru luar biasa. 200 ribu lebih warganya terpaksa mengungsi. Mengungsi di mesjid-mesjid, sekolah, kolong jembatan, bahkan di jalan-jalan tanpa atap dan dinding. Ada juga yang mengungsi di rumahnya sendiri. Ini menjadi luar biasa tentunya, karena mereka yang mengungsi di rumahnya sendiri bukan karena apa-apa. Meraka tidak sempat mengungsi dan akhirnya terjebak di rumah. di lantai 2, lantai 3 atau di atap rumah.
Pemda DKI Jakarta, bahkan Nasional tidak mampu berbuat banyak. Sesumbar kesiapan menghadapi banjir hanya omong kosong. kegagapan selalu terjadi saat kondisi darurat berlangsung. Koordinasi dan komunikasi sama sekali tidak menjawab warga yang hanya berkebal baju basah yang melekat di badan.
sekalipun liputan media memperlihatkan, bagaimana sengsaranya mereka. tidak terurusnya mereka oleh negara. tapi para pejabat negara seperti buta tuli selalu mengatakan, semua sudah teratasi. semua dibawah kendali. logistik dan perlengkapan mencukupi dan telah didistribusikan. Sundel..
Bahkan, pejabat yang sangat bertanggung jawab atas kondisi warga negara, Menteri Kesejahtaraan Rakyat tanpa beban mengatakan : Media hanya membersar-besarkan, mereka (pengungsi) masih bisa tertawa. Gila betul. ini adalah sebuah pelecehan terhadap kehidupan. pelecehan terhadap hak asasi manusia, hak hidup bermartabat.
Apakah mesjid, kolong jembatan, sekolah atau jalan tanpa atap dan dinding memang layak untuk tempat tinggal. apakah air bersih telah cukup tersedia. makanan dan gizi atau jamban. Apakah bercampurnya bayi, anak-anak, dan orang dewasa dalam ruang sempit adalah sebuah kewajaran?
Ini betul-betul gila. disaat tanggung jawab negara tidak dapat dipenuhi. disaat early warning yang konon telah ada tidak berfungsi, disaat puluhan ton bahan pangan tidak mampu terdistribusikan.... masih sempat terlontar kalimat-kalimat keji.
Kata2 lain adalah mengkabing hitamkan Tuhan. karena telah menurunkan hujan diatas rata-rata, sehingga menyebabkan banjir. menyebabkan 57 warga tewas.
Inilah dagelan tidak lucu para pejabat publik. Mereka yang hidup dari uang rakyat. Mendapatkan berbagai fasillitas atas nama rakyat. Ajaibnya, mereka mengembalikannya dengan kepongahan. Luar biasa. Banjir akibat hilangnya ruang terbuka hijau, dareah tangkapan air, alih fungsi lahan, dan kerakusan-kerakusan akan harta benda. Bencana akibat ketidak mampuan mereduksi risiko dan dampak, ketidak sensitifan akan kerentanan.
Ya.. inilah salah satu unggulan Negara Republik Indonesia, yang merdeka mengorbankan jutaan jiwa. Menjadi tempat para pecundang berdasi dengan segudang kekuasaan. menjadi rumah nyaman para koruptor.
Akankah 200 juta rakyat ini terus menerima perlakukan para wakil rakyat yang telah berkhianat. para pejabat berotak babi???
terlindungi & terselamatkan dari bencana..
adalah HAK DASAR MANUSIA
No comments:
Post a Comment